Bismillahirrahmanirrahim…
Akhi, terimakasih atas kata- kata indah yang kau berikan
untukku, namun ketahuilah bahwa seharusnya, kata- kata itu belumlah berhak
atasku menerima. Bukan aku tak mau mendengar apalagi tidak peduli, namun
ijinkanlah rasa malu ini menjadi penjagaku, rasa malu kepada Allah yang memang
seharusnya aku miliki, sebelum engkau halalkan aku.
Akhi, jangan mengumbar janji dan rayuan, karena semua itu
akan justru menjadi perendah atas dirimu sendiri dihadapanku. Aku memanglah
wanita biasa, yang menyukai kata- kata manis, namun ijinkan rasa takutku ini
berbicara. Aku tak ingin terjebak dalam apapun maksud dalam hatimu, yang memang
tidak aku ketahui sama sekali. Aku seorang wanita yang harus menjaga kehormatan
sampai aku halal untuk siapapun yang menjadi suamiku nanti. Maka simpan
janjimu, akhi sebelum kau halalkan aku!
Akhi, kau tawarkan bintang, walau itu mustahil bagimu. Kau
tawarkan bulan, walau pasti kau tak mungkin menggapainya. Kau menjanjikan
keindahan masa depan walau kau belum pasti mengenalinya.Janjimu selalu
menawarkanku keindahan semesta yang mengagumkan.
Akhi, aku mengerti bahwa semua itu adalah bentuk perhatianmu
kepadaku, juga adalah bentuk kekagumanmu atasku. Kau ingin aku
meyakininya...Stop! simpan saja Janjimu, Ya Akhi!sebelum engkau halalkan aku.
Sadarilah ya akhi, kegagahan janjimu itu dapat meruntuhkan
hijabku, melemparkan iffah dan izzahku pada jurang terendah hingga aku tak
mampu merangkak naik kembali. Maka akhi, simpan janjimu sebelum kau halalkan
aku!
Ya Akhi, walau setampan apapun wajahmu,segagah apapun
fisikmu, takkan membuatku terlena karena engkau memang bukanlah kekasih
halalku.
Setinggi apapun janjimu, dan selembut apapun perlakuanmu,
aku tak mau menjadikannya sebagai angan- angan terindah karena belum tentu
Allah mentakdirkan engkau untukku.
Walau mungkin sempat terbersit dalam hati untuk dapat
bersamamu, namun aku tak akan rela menghinakan dan merendahkan diri, ataupun
memohon serta mengemis perhatian agar engkau melirikku. Aku sangat yakin, bahwa
apa yang terlihat indah di mataku belum tentu juga yang terindah dalam
pandangan-Nya.
Ya akhi, ajari aku untuk menjadi pemalu. Malu untuk
menanggapi janji- janjimu dengan serangkaian kata- kata surga, karena syaitan
pasti telah bersiap melepaskan anak panahnya di antara kita dan menyiapkan
perangkap-perangkapnya sehingga neraka akan terasa seperti di syurga.
Aku tak mau menjadikan janjimu sebagai kesalahan untuk mudah
percaya. Aku hanya ingin menjaga hati dari hal-hal yang belum tentu pasti.
Ingatlah ya akhi, bahwa “setiap janji itu akan diminta pertanggungjawaban.” (QS
al-Israa’ [17]: 34)
Bukan keindahan pesona mimpi yang aku inginkan, atau kreasi
janji yang hanya sekedar pemanis mulut, yang aku harapkan. Tapi kesejatian
cinta karena Allah yang membuat hati kita berhati- hati dalam melangkah, serta
kesucian kehormatan kita dihadapanNya, itulah yang aku dambakan. Jadi...simpan
janjimu, ya akhi, sebelum kau halalkan aku!
Semoga mata hati bisa menyadarinya.
(Syahidah/voa-islam.com)
0 komentar:
Posting Komentar