<news.fimadani.com> Hanung Bramantyo, yang sebelumnya
diberitakan membuat film tentang dua santri homoseksual memberikan klarifikasi
atas berita tersebut. Melalui akun Twitternya, 20/09 malam, ia memberikan
beberapa penjelasan mengenai kabar yang beredar tersebut. Ia menyatakan bahwa
dirinya bukanlah sutradara film Cinta Terlarang Batman dan Robin sebagaimana
kabar yang beredar beberapa hari ini.
Saat ini dirinya memang sedang mempersiapkan beberapa film
yang akan dirilis, yaitu Perahu Kertas 2, Gending Sriwijaya, dan film
biografi BJ Habibie. Selain itu, tidak ada film lain.
Dengan me-retweet akun @captainugros, disebutkan bahwa
film Cinta Terlarang Batman & Robin adalah film berdurasi 40 menit,
ditulis dan disutradarai oleh Rahadi MA. Film ini merupakan film yang dibuat
oleh komunitas Denny JA dan tidak ditayangkan di bioskop, serta bukan untuk
memeriahkan Hari Anti Diskriminasi bulan Oktober ini.
Sementara itu, Rahadi MA, sutradara film Cinta
Terlarang Batman dan Robin mengatakan, “Kami tidak tahu dari mana isu keliru
tentang CTBR ini menyebar, dan diharapkan rangkaian pesan ini dapat
mengklarifikasi.”
Selain itu ia menyatakan bahwa dirinya siap berdiskusi
mengenai film yang dianggap melecehkan institusi pesantren dan Islam tersebut.
“Bagi yang sudah mnyaksikan #CTBR, dan mungkin ada
ganjalan di hati, kami terbuka untuk diskusi. Bagi yang belum menyaksikan #CTBR,
diharapkan untuk menahan diri dari umbar kebencian, apalagi dengan dasar yang
keliru. Sekian klarifikasi tentang #CTBR. Islam adalah agama yang besar.
Islam adalah agama yang damai. Itu selalu saya percaya,” pungkasnya.
Film dengan judul Cinta Terlarang Batman dan Robin ini
menceritakan percintaan sejenis (homoseks) dua orang santri bernama Amir dan
Bambang. Di pesantren, Amir dan Bambang selalu bersama hingga akhirnya mereka
saling jatuh cinta.
Sebuah organisasi yang memayungi Lesbian, Gay, Biseks dan
Transeksual/Transjender (LGBT) yang bergerak di bidang media, telah memutar
film ini dalam komunitas LGBT. Ironisnya pemutaran film tersebut dilaksanakan
pada tanggal 11 Agustus 2012 jelang 10 hari terkhir di bulan Ramadhan.
Dalam salah satu adegannya, dua orang lelaki yang mengenakan
pakaian berciri Muslim duduk bersandingan, sedangkan di sebelah mereka seorang
perempuan berjilbab juga duduk. Sementara itu, kedua lelaki yang merupakan
santri tersebut saling berpegangan tangan. Sedangkan si perempuan juga memegang
tangan si lelaki yang di tengah.
Denny JA, Sang Penulis Esai
Film berjudul Cinta terlarang Batman dan Robin ini
merupakan adaptasi dari sebuah buku esai puisi karangan Denny Januar Ali yang
populer dengan nama Denny JA. Buku yang berjudul Atas Nama Cinta ini
diterbitkan oleh Rene Book pada bulan April 2012 .Ia adalah Direktur
Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI).
Selain sebagai kolumnis di sembilan surat kabar nasional
(1986-2005), Denny JA mulai mengawali karier sebagai Direktur Eksekutif
Universitas Jayabaya Jakarta pada tahun (2000-2003). Ia juga dipercaya menjadi
host untuk program politik di Metro TV dan Radio Delta FM pada tahun
(2002-2004).
Kariernya kemudian mulai merambah dunia survei dan
konsultansi politik. Pada tahun 2005 sampai sekarang Denny JA menjadi Direktur
Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI), sebuah lembaga penelitian dan
konsultan politik pertama berskala nasional yang berada di Indonesia. Saat ini
Denny JA juga tercatat sebagai anggota WAPOR (World Association for Public
Opinion Research) untuk periode 2007 sampai sekarang dan Ketua Umum AROPI
(Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia) untuk periode 2007 – 2010, dan 2010-
2013. Di tahun 2012, Denny JA berkecimpung dalam dunia yang luas: akademik,
politik, dunia usaha, sasta-budaya, media sosial, dan charity.
Berita ini sekaligus klarifikasi atas berita-berita
sebelumnya mengenai film Cinta terlarang Batman dan Robin.
Rep/Red: Shabra Syatila
Sumber: Fimadani
0 komentar:
Posting Komentar