Syababul Muslim | Banyak penulis, pendakwah, pemateri yang sering bertanya
kepada saya “Darimana datangnya kreativitas dan inspirasi?”, “Mengapa sulit
sekali menemukan inspirasi untuk memulai sesuatu dan mengerjakan sesuatu?”.
Lebih jauh lagi, mungkin kita
pun sering berfikir, mengapa ada orang yang sepertinya tak pernah habis inspirasi
dan kreativitas, tak pernah berhenti mendapatkan ide untuk tulisan dan materi
dakwahnya, seolah ada yang baru untuk dibahas dan disampaikan. Padahal kita
yang sudah begadang sehari semalam bahkan sampai ber tapa di gunung kawi, tetap
saja tak dapatkan inspirasi barang secuil?
Sedikit sharing saja, Sabtu 9
Juni 2012 yang lalu, ba’da maghrib, saya mendapatkan sms dari mas Rosyid, salah
satu tokoh pengusaha Muslim yang saya hormati dan kagumi, intinya agar saya
menyiapkan naskah yang akan ditampilkan di MuslimpreneurMagz.
Saya tak kuasa untuk menolak,
takut kualat. Jadi saya sampaikan “Siap
mass!“
Sms berikutnya menegangkan. “Langsung nulis, 5000 karakter, maksimal 12 Juni naskah dah masuk“.
Wow, langsung hilang harapan saya bahwa punya waktu sedikit banyak untuk
siapkan naskah yang masuk ke MuslimpreneurMagz.
Ahad esoknya saya ada jadwal
sharing Islam dari pagi hingga dzuhur, dilanjut dengan berangkat demngan
keluarga ke Palembang untuk sharing pula sampai tanggal 12 Juni 2012 sore.
Kapan saya punya waktu untuk menulis? Fiuhh.. buang jauh-jauh pikiran itu, saya
tanamkan satu hal saja
Deadline 12 Juni 2012 Titik
Walhasil, inspirasi tak
kunjung datang karena sesampainya di Palembang banyak hal yang harus ditangani
dan keluarga pun harus dapatkan perhatian, privasi tak punya karena sekamar
hotel dihuni satu istri yang siap menggoda kapanpun dan anak-anak yang selalu
punya cara untuk merecok abinya. Tidur pun tak nyenyak karena satu ranjang
dibagi berempat. Cocok.
Ba’da shubuh, inspirasi itu
datang. “Kenapa saya tak menulis tentang deadline? Hal yang penuhi kepala
saya saat ini?“. Maka mengalirlah rangkaian kata, deras tak
terhenti hingga saya akhirnya dapat selesaikan tulisan ini dalam waktu hanya
satu jam. Horee.
Deadline memang ajaib, karena
deadline adalah suatu tujuan yang harus dicapai karena memiliki konsekuensi
yang sangat kita sadari. Kita sangat paham apa yang akan terjadi BILA deadline
tidak kita penuhi, atau apa yang kita dapat BILA deadline berhasil kita penuhi.
Karena itulah, bagi sebagian
besar orang, deadline adalah motivasi yang sangat kuat. Tertanamkan dalam
pikiran bawah sadar, untuk menggerakkan setiap kemampuan dan potensi yang ada
dalam diri dan difokuskan untuk menyelesaikan satu tugas.
Dengan deadline, seseorang
punya sesuatu yang diukur. Measurement
is the first step of management. Ketika tujuan yang kita miliki ada
ukurannya, maka kita akan miliki cara untuk mengelola sumberdaya untuk
mencapainya. Tidak akan ada pengelolaan dalam sesuatu yang tak dapat dapat
diukur.
Dengan begitu terjawablah,
mengapa ada yang kreatif dan kaya ide sementara yang lain miskin kreativitas
dan ide? Mungkin karena mereka tak pernah punya deadline! tak pernah ada tujuan
yang HARUS dicapai!
Kebanyakan kita, menjalani
hidup apa adanya, seperti air mengalir, niatnya sih kepingin berfilosofis,
padahal justru hancurkan hidup sendiri. Karena air mengalir tidak selalu ke
lautan luas, namun boleh pula mengalir ke septic tank.
Tujuan memberikan kekuatan
untuk terus maju, keinginan untuk terus bergerak, bayangkan apa yang terjadi
pada pemain bola bila tidak ada gawang yang mereka tuju, apa jadinya permainan
sepakbola tanpa ada gol? jelas membosankan.
Tujuan memungkinkan kita
membuat perencanaan untuk mencapainya, dan juga mengusahakan sebab-sebab untuk
mencapainya.
Selain itu, deadline juga
menyediakan suatu konsekuensi. Bagi saya, konsekuensi itu adalah kehilangan
kepercayaan dari orang lain, dan hilangnya kesempatan berdakwah. Sedangkan
konsekuensi yang saya dapat bila dapat menyelesaikan tugas pada waktunya adalah
kepuasan pribadi dan juga pahala dari Allah semoga.
Deadline ibarat lari dengan
singa yang mengejar di belakang, sehingga mengharuskan kita untuk lari sekuat
mungkin yang kita bisa. Karena sangat jelas bila tertangkap, maka pastilah akan
mati.
Jadi, deadline seperti apakah
yang akan menghasilkan kreativitas? tentu deadline yang 1) memberikan tujuan
yang jelas, kapan kita harus menyelesaikan satu tugas dan 2) mempunyai
konsekuensi yang disadari dengan sangat jelas. Dengan itu tekanan yang muncul
akan mengasah kita dan mengharuskan kita untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang ada di hadapan kita
Terbukti, pemimpin-pemimpin hebat
biasanya muncul pada masa-masa krisis yang paling hebat pula. Ibnu Taimiyah,
Muhammad Al-Fatih, dan tentu Rasulullah Muhammad saw adalah contoh
pemimpin-pemimpin hebat yang muncul dari kondisi krisis.
Nakhoda yang brilian lahir
bukan di laut yang tenang, tidak membentuk ganasnya lautan dan badai angin
kecuali Nakhoda yang ulung. Bila sebuah deadline tidak membuatmu stress, maka
deadline hanya akan membuatmu menjadi seorang yang lebih baik.
Mengutip ungkapan mas Jamil
Azzaini, “undanglah hiu-hiu kecil dalam hidupmu“, agar engkau
senantiasa berenang, dan karena itulah fisikmu akan berisi, akalmu akan lincah
dan inspirasi akan berdatangan dalam hidupmu.
Thanks
for the deadline mas Rosyid!
Felix
Siauw, Islamic Inspirator and Writer, penulis buku Muhammad Al-Fatih 1453, bisa
dihubungi via twitter di akun @felixsiauw
felixsiauw.com
0 komentar:
Posting Komentar